MULAILAH TERTAWA SEBELUM KALIAN PUBER

Surat Terbuka Untuk Bapak Dosen Tercinta

Teruntuk bapak dosen yang saya hormati, mungkin saya tidak perlu memperkenalkan nama kepada bapak, bapak cukup mengambil absensi kelas saya dan melihat sebuah nama yang nomor absennya telah bapak lingkari dengan tinta warna merah sebagai tanda.

Saya sangat bahagia bisa merasakan nyamanya bangku kuliah, saya tau saya adalah anak yang cukup beruntung karena tuhan masih memberikan saya kesempatan dan kepercayaan untuk berada di kampus kita tercinta ini.

Saya  juga merasa bangga bisa memiliki dosen-dosen yang kecerdasannya di atas rata-rata dan memiliki gelar yang luar biasa, bahkan diantara dosen saya ada yang sampai menimba ilmu di luar negeri. Semoga gelar yang semua dosen saya terima itu bisa dibagikan kepada kami, mahasiswa yang butuh pengajaran bukan pelajaran.

Absennya Bapak Adalah Surga Buat Kami
Surat ini adalah bentuk apresiasi saya kepada semua dosen, bukan hanya dosen kampus saya tapi semua orang yang mengangap dirinya dosen.

Ini bukan surat protes, ini hanyalah bentuk perlawanan saya sebagai mahasiswa yang tidak diperbolehkan terbuka, cupu memang, tapi lebih baik daripada saya harus diam dan memendam.

Untuk dosen yang selalu saya nantikan ketidakhadirannya. Saya bukanlah orang yang munafik, jujur saja saya sangat senang jika anda memberikan kabar bahwa tidak dapat masuk kuliah hari ini. Mungkin alasannya beragam, dan mungkin itu bukan kewajiban anda untuk menjelasaknnya kepada kami.

Buat kami, ketidakhadiran anda adalah sebuah cahaya kecil diruangan yang gelap, walaupun sebenarnya itu merugikan buat kami, tapi tak apa, setidaknya kita sama-sama sedikit diuntungkan dalam kondisi ini. Sudahlah pak mengaku saja.

Mengapa Sistem KP Itu Cuman Ada Untuk Dosen Sih Pak?
Anda adalah panutan kami di kampus dan mungkin kebangaan kami diluar kampus. saya sering membanggakan anda didepan teman-teman kampus saya yang lain. Saya sering menyinggung tentang gelar doctor anda, atau anda merupakan lulusan terbaik dikampus luar negeri tempat anda menimba ilmu dahulu.

Bapak dosen yang saya hormati, bisakah sejenak kita mengobrol santai tanpa menggunakan otot yang terus menerus harus menegang. Tidak bisakah anda menjadi dosen yang kami selalu nantikan kehadirannya, bukan malah sebaliknya.

Saya tidak pernah mengerti, mengapa jika mahasiswa yang tidak masuk kampus ada absensi yang dipertaruhkan. Tapi jika dosen yang tidak masuk kalian tinggal mengatur jadwal KP (kuliah pengganti), menurut saya ini tidak adil, tapi saya tahu bawasannya saya hanyalah mahasiswa bau kencur yang belum tau apa-apa tentang dunia perkuliahan yang ternyata sangat kejam ini.

Anda sering memberikan tugas yang double-double kepada kami lantaran kesalahan yang anda buat sendiri, yaitu tidak bisa mengajar. Terkadang saya binggung, anda memberikan kami tugas yang harusnya dikerjakan bertahap tapi anda rapel dalam satu minggu saja. Dan jika kami telat mengumpulkan atau hasilnya tidak maksimal anda hanya bisa protes.

Setiap momen ini terjadi, saya hanya bisa duduk bersimpuh dan menghadap kelangit sembari berkata

“Dimana Letak Keadilan Tuhan, Dimana???”

Tanyain Ke Kami Dong Pak, Kami Penginnya Apa!
Cobalah untuk mengoreksi diri kita masing-masing pak. Bapak sadar nggak setiap bapak masuk yang bapak lakukan hanya menjelaskan omong kosong yang kebanyakan tidak kami mengerti. Seperti tidak ada jalinan yang erat antara dosen dan mahasiswanya.

Saya tahu jika didunia perkuliahan kami diajarkan mandiri, tapi tidak mandiri untuk mengerjakan semua tugas tanpa ada penjelasan sebelumnya dong.

Anda juga sering masuk kelas hanya sebentar dan langsung memberikan tugas, kemudian meninggalkan kami dikelas, come on pak, kami bukan robot yang bisa diperintah se-enaknya. Cobalah mengobrol sedikit lebih lama bersama kami.

Tanyakan kepada kami, sistem belajar seperti apa yang kami suka. Izinkanlah kami menentukan satu hal dalam rencana perkuliahan ini, sisanya kami serahkan kepada bapak untuk mengaturnya.


Jangan Selalu Menggantungkan Nasib Kami Pak, Kami Juga Punya Kehidupan Lain Diluar Kampus Tercinta Ini!
Jika bapak memiliki kepentingan lain yang lebih mendesak dibanding harus mengajar dan masuk kelas, kami akan mengerti itu, tapi tolong beritahu kami diawal, jangan  mengacuhkan kami tanpa kabar.

10 menit sebelum mata kuliah bapak berlangsung kami selalu mencoba memberitahu bapak, mencari tahu keberadaan bapak, apakah bapak bisa masuk atau tidak hari ini. Jika bisa tolonglah cepat membalas pertanyaan kami, dan jika tidak, balas pula dengan cepat.

Kami sudah terlalu sering menghabiskan waktu untuk menunggu anda masuk kelas, tetapi yang kami dapat apa, benar-benar hanya menunggu. Lagi-lagi anda tidak bisa hadir dan lagi-lagi anda tidak mengabarkannya kepada kami.

Disetiap moment itu terjadi kami hanya bisa tersenyum dan terdiam. Kami sadar disini kamilah yang meminta ilmu, jadi kami harus terus sabar menunggu.

Menunggu kedatangan anda yang terkadang sangat membosankan, menunggu anda memberikan kuliah yang sekiranya membuat kami berfikir

“anjir, kok gue baru tau ya”

Menunggu teori-teori baru yang telah bapak ketahui terlebih dahulu dibanding kami. Kami menuunggu itu semua pak. Tapi yang lebih sering kami dapat adalah menunggu balasan sms dari bapak, 5 menit seblum kelas berakhir dan bapak baru mengabarkan bahwa

“saya tidak bisa masuk, kita KP saja di hari lain”

Setiap kali bapak mengirimkan sms ini kepada ketua offering kami, ingin sekali kami mengambil sebilah pisau dan berkata :

“Bunuh saja hayati dirawa-rawa bang, bunuh”


Angap Kami Anak Yang lahir Dari Rahim Ibu Anda Sendiri Pak, Bukan Dari Jumlah Nominal Yang Tertera Di Slip Gajih Anda :)
Kami selalu binggung apa yang harus kami perbuat. Di satu sisi kami mencoba memahami kondisi bapak sebagai penebar ilmu yang dibutuhkan banyak orang, tidak hanya kami di kelas ini. Tapi disisi lain kami merasa terus-menerus dianaktirikan, merasa tidak pernah diangap prioritas, dinomor dua kan dan ungkapan-ungkapan untuk pecundang lainnya.

Bapak dosen yang terhormat, mohon dengarkan sedikit keluh kesah kami terhadap sikap anda.

Saya mengetik surat ini bukan untuk mengkritik kinerja anda, hah, siapa memang saya berani-beraninya mengkritiki orang luar biasa seperti anda.

Lebih sederhananya lagi saya hanya ingin memberitahu bahwa, mungkin ada semacam sistem mengajar yang bapak rasa benar, tetapi tidak untuk kami.

Ada sesuatu yang berat sebelah dalam konteks perkuliahan kita ini. Saya tidak perlu menyinggung kasta mahasiswa dan dosen lagi, mungkin anda sudah hafal dengan ungkapan klise ini.


  1. Dosen selalu benar
  2. Mahasiswa selalu salah
  3. Jika kebetulan mahasiswa benar, baca lagi peraturan nomor 1

Saya hanya ingin mengingatkan, tolong angap kami seperti saudara atau anak bapak sendiri, angap saja kita lahir dari sebuah tempat yang sama bernama rahim, walaupun berbeda-beda pemiliknya tetapi kita memanggil orang ini dengan sebutan yang sama, ibu.

Alangkah indahnya perkuliahan kita jika tidak dibatasi dengan kasta dosen dan mahasiswa, saya yakin tidak ada pihak yang dirugikan jika sistem perkuliahan kita seperti ini. Bukan wajah murung yang akan bapak terima setiap masuk kelas, tetapi wajah kegembiraan kami yang menanti sesuatu yang baru yang pasti akan berarti.

Maaf Atas Kelancangan Mahasiswa Cupu Yang Hanya Bisa Protes Lewat Surat Ini Pak
Jauh di lubuk hati yang terdalam, saya ingin mengucapkan terima kasih sekaligus minta maaf kepada anda. Memang cara yang saya lakukan untuk protes ini sangat cupu, tapi, seperti yang saya bilang di awal, bahwa ini lebih baik dibanding saya harus diam dan membisu.

Maafkan saya yang terlalu menyoroti kekurangan anda dengan kaca pembesar sampai-sampai mengabaikan kelebihan anda yang selama ini anda sampaikan ke kami tetapi “mungkin” belum sempat anda sampaikan.

Saya mewakili kegelisahan mahasiswa dan mantan mahasiswa untuk mengucap maaf yang tulus atas segala sikap kami yang mungkin sempat menjengkelkan anda.

Maaf atas kelakuan kami yang tidak bisa sepenuhnya membuat anda bangga. Kami ingin hormat dan bersikap baik kepada anda, tapi semua keinginan itu seakan sering luntur dengan sikap tak berkawan dan “tak saling kenal” dari anda.

Bagaimana bisa dua karakter yang berlawanan menjadi satu dalam ikatan “pertemanan” jika satu diantara mereka selalu berpura-pura tidak saling kenal.

Anda dosen dan kami mahasiswa, apa salahnya jika kita kesampingkan dulu status sosial ini. Kita bisa mulai semua ini dengan saling terbuka dan bercerita seperti kawan, tenang saja pak, kami adalah mahasiswa terpelajar yang masih bisa membedakan bercerita dengan teman sebaya dan teman luar biasa seperti anda.

Dibalik ketidaknyamanan yang sering kami rasakan terhadap sikap anda, kami masih sangat menjunjung tinggi etika. Semoga bapak bisa mengerti apa yang kami rasakan, karena kami tidak meminta sebuah pengertian dari anda tapi marilah untuk mengerti bersama-sama.



Dari aku (kami)
(Calon) Mahasiswa Yang Akan Membanggakanmu.


PS: Surat ini ditulis Oleh Maba yang masih bau kencur, ini cuman kegelisahan gue nggak usah diangap serius. Ini juga cuman sekelumit uneg-uneg dari gue dan maba-maba yang lain mungkin rasakan. Mungkin jika semester gue udah bukan satu lagi, akan lebih banyak kegelisahan yang bakal gue tuliskan. Selamat bermalam minggu^^

9 KOMENTAR

  1. Semoga para dosen bisa membaca ini.. :D

    ReplyDelete
  2. San, baru semester 1 kan ya? Gile. Udah keren banget bikin tulisan beginian. Gue aja baru nulis ungkapan ke dosen pas semester 5. Itu pun cupu banget. Kalah jauh sama tulisan ini. Oiya, drpd cuman dipublish, mending kasih link post ini ke temen2 kampus atau dosen lo.

    ReplyDelete
  3. Wah lo harus coba kuliah di kampus gue san. Lebih sedap.poin 3 sama 4 nggak ada ya. Soalnya kalo sampe kayak gitu, sekelas pasti demo. Kampus gue anaknya rusuh-rusuh. Hahaha. Tapi ya itu... lebih "mantep". :))

    ReplyDelete
  4. sedep bener ni artikel, sesuai bgt! big like

    ReplyDelete
  5. -Balasan Dari Dosen

    Dear Ichsan Ramdani

    Bapak sangat menghargai Hak mu dalam menyampaikan pendapat, bapak senang sekali kamu bisa mengkritik bapak.. Nanti kita ketemu yah berdua. Kita ngopi2 ganteng, bahas nilai kamu.

    Kecup sayang dan manja dari Dosen mu..

    ------

    Haha ini dosen apa homo.. -_-'

    ReplyDelete
  6. Baru kemarin kuliah aja udah punya uneg2 sama dosen ya, gimana kalo udah setahunan bisa2 lo punya anak sama dosen lo.

    Btw, curhatannya banyak yang ngerasain... ya orang2 yang ga punya pemyemangat hidup di kampus gitu kebanyakan.

    ReplyDelete
  7. kemarin surat terbuka buat wanita masa depan sekarang surat terbuka buat dosen :) kreatif sekali sih kamu,tulisannya juga oke :)

    ReplyDelete
  8. Kuliah di tempat gue, lo bakal ketemu dosen yang kalo ngobrol di luar kelas gak pake "Pak" lagi. Tinggal panggil pake nama, bahkan alumni banyak yang gue-elo-an sama dosen itu :)

    Nikmatin dulu aja, gue waktu masih semester satu juga banyak dapat dosen begitu, tapi setelah ke sini ya kami fine-fine aja. Nanti lo bakal ngerasain jadi mahasiswa tuh gak sesimple keliatannya. Gapapa ngeluh, jangan keterlaluan aja. Lo kan butuh :)

    ReplyDelete

Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^

Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni