MULAILAH TERTAWA SEBELUM KALIAN PUBER

Mampus Lo!

2018 kok udah datang aja ya. Bingung gue gimana menyikapi tahun ini. Tahun ini cukup memilki banyak hal yang berkaitan dengan ‘masa berlaku’. Karena tahun ini plat motor gue yang dibawa buat kuliah di Malang masa berlakuknya udah mau habis.

Tahun 2018 juga masuk masa berlakunya SIM C gue yang juga udah mau habis, dan yang paling membuat makan tak nyaman dan tidur tak tenang adalah. Tahun 2018 gue masuk semester 8.

It means masa studi gue udah mau habis.

WAKTUNYA SKRIPSIAN JENDRAL!!!

Diantara banyaknya masa berlaku-berlaku ini, gue berasa jadi bego sendiri. Kayak kemarin waktu ngurus STNK motor di Samarinda. Gue lupa kalau STNK motor gue mati hampir 7 bulan. Pas gue inget-inget lagi, kok bisa mati? Lalu gue sadar, karena tahun 2017 kemarin kan gue nggak ada pulang kampung tuh, sibuk magang yang ala-ala itu.

Bangsatnya, STNK nggak bisa diurus online. STNK yang bisa diurus online itu kalau kendaraan kita masih satu provinsi. Misalnya motor gue dari Kota Kediri, tapi gue ngurusnya di Malang. Itu masih bisa, soalnya masih area Jawa Timur.

Nah, motor gue kan platnya KT. Udah nggak satu area lagi. Lintas kota bahkan lintas provinsi. Jadi mau nggak mau harus ngurus langsung ke Samarinda.

Pas ngurus perpanjangan STNK, masyaallah, pajak + denda gue gede banget ternyata. Habis bayar STNK motor gue jadi dhuafa kayaknya.

Setelah gue baca-baca lagi, ternyata emang pajak kendaraan bermotor udah naik mulai awal tahun 2017.

Awal tahun 2017 !?!

Gue baru tahu itu di awal 2018.

SATU TAHUN INI GUE  BACA APA AJA ?! JANGAN-JANGAN BACA PIKIRAN.

Biaya yang gue keluarin hampir dua kali lipat dari biasanya pokoknya. Ditambah lagi dengan denda karena telat bayar 7 bulan. Ampun deh.

Kesalahan dan kebegoan lain yang gue lakukan adalah, waktu mengumpulkan STNK lama di keranjang pengumpulan, gue lupa copot plastik STNK nya, jadi begitu STNK yang baru jadi, gue harus beli plastik baru lagi.

MELAYANG LAH UANG 2000-AN GUE.

Entah kenpa, walaupun cuman 2000 tapi kok gue nggak ikhlas ya. Mau nggak beli plastiknya nanti STNK cepet lecek. Mau minta plastik STNK lama dari mba-mba yang jaga keranjang, gue malu.

Begitu keluar samsat, perasaan gue kok nggak enak. Kayak ada perasaan aneh. Begitu gue noleh ke belakang, ada om-om yang pegang besi motor gue sambil teriak:

YAK, TEROS…TEROS.

LOH, KOK ADA TUKANG PARKIRNYA SIH!!!

Bangsat. Ini seriusan nih di samsat bayar parkir? Kok aneh banget, sih. Karena males banyak tanya dan ingin segera keluar dari tempat yang menyedot banyak duit ini, gue kasih aja duit 5000-an.

“Waduh, nggak ada kembaliannya mas”

“lah, terus gimana?”

“mas jalan aja dulu ke warung depan, tukerin duitnya, motornya biar saya jagain”

KOK GUE YANG JALAN. KENAPA KAGAK SITU AJA!!

Tiba-tiba gue ingat percakapan model begini waktu mau bayar ojek online di Jakarta.

Sialan emang. Akhirnya gue kasih aja 5000-an itu. “nggak usah dibalikin mas, ambil aja” gue berkata demikian ke tukang parkir sambil nutup kaca helm dan langsung ngapsul.


Dua hari setelahnya gue langsung lanjut ke kantor polisi untuk perpanjang SIM. Perasaan baru kemarin ke tempat ini buat tes SIM A. lah, sekarang udah ke sini lagi. Karena nggak mau kecolongan kayak tahun kemarin, gue udah prepare banget buat perpanjang SIM C ini.

Kalau tahun kemarin gue datang jam 6 pagi tapi antreenya udah panjang banget. Sekarang gue berencana datang pukul 4.30.

TOTALITAS TANPA BATAS!!!

Gue udah seneng snediri dari jalan rumah menuju kantor polisi, karena pasti gue orang pertama yang antree. Siapa coba manusia yang ke kantor polisi jam segini kalau bukan orang secerdas gue.

Pukul 05.00 gue sampai di gerbang kantor polisi, suasana masih biasa aja. Gue pun memparkirkan motor, berjalan dikesunyian dan kegelapan kantor polisi. Sampai di ruang tunggu pengambilan formulir gue bengong. Gue beneran orang pertama yang datang.

Jam udah menunjukan 05.30 belum ada orang lain yang datang. Perasaan gue mulai nggak enak. Gue maju menuju papan pengumuman. Tidak ada keterangan bahwa hari minggu pengurusan SIM tutup, lagian gue datang hari Rabu kok, pasti buka lah.

Pukul 06.00 masih belum ada juga orang yang datang. Udah satu jam gue sendirian di ruang tunggu yang masih gelap dan banyak nyamuk ini. Waktu itu gue pake celana pendek jadi nyamuk-nyamuk lebih leluasa menggerayangi darah dibetis gue.

Sampai jam 06.30 juga belum ada satupun orang lain yang datang. Gue makin gelisah dong. Ini orang Samarinda udah nggak ada yang ngurus SIM lagi ya. Apa kek gitu, bikin baru kek, perpanjang kek, atau ngurus kehilangan. Masa gue sendirian doang.

Sekitar pukul 07.00 datang satu bapak-bapak bersama istrinya. Ahh, perasaan gue langsung tenang, akhrinya punya temen. Dia nyamperin gue sambil duduk dan langsung nanya:

“mau perpanjang atau bikin baru, mas?” tanya si bapak ke gue.

“oh, saya perpanjang pak. Kalau bapak?” jawab gue santai.

“Sama, mas. Perpanjang juga. Padahal denger-denger  SIM udah nggak perlu diperpanjang lagi loh, mas.” Tiba-tiba si bapak ini mengeluarkan informasi yang gue nggak pernah tahu.

“hah, serius pak. Denger di mana itu?” jawab gue cukup tertarik.

“polisinya sendiri yang kemarin bilang mas. Kemarin saya kan kena tilang, gara-gara itu baru tahu kalau SIM saya mati.” Jelas si bapak ke gue.

“Terus, gimana pak?” gue masih penasaran.

“Ya, polisinya bilang, kok bisa SIM nya sampai mati dan saya nggak sadar sih. Padahal kan sekarang SIM nggak perlu diperpanjang.” Si bapak masih menjelaskan.

Karena penasaran dengan informasi ini, gue jelas nanya dong. “Gimana tuh pak biar SIM nggak perlu diperpanjang? Setahu saya SIM tiap 5 tahun kan harus diperpanjang.”

Tahu nggak jawaban si bapak ini apa? Dia bilang begini ke gue:

“Ini saya diberitahu polisi mas, katanya rahasia kita berdua aja.” Bisik si bapak ke gue.

“saya boleh tahu pak?” pinta gue.

“baiklah kalo masnya mau tahu. Tapi jangan kasih tau orang lain mas. Ini rahasia kita berdua aja.” Si bapak meminta gue untuk jangan ember.

“iya pak. Siap” gue pun mengganguk.

“jadi gini mas, Menurut Polisi yang menilang saya kemarin, SIM udah nggak perlu diperpanjang lagi….

Lalu bapak ini diam sebentar sambil menelan ludahnya.

… karena ukuran SIM yang sekarang sudah pas, mas. Tidak kekecilan dan tidak kebesaran. Dikhawatirkan kalau SIM diperpanjang nantinya tidak muat di dompet.”


BANGSAT.

Ini kan model jokes bapak-bapak di group whatsapp ya allah. Kok gue bisa kepancing sih.

Sumpah, kesel banget waktu tahu ini. Lebih ngeselin lagi si bapak ini actingnya meyakinkan banget, pake diem sebentar, menelan ludah dulu. Tempo dan irama berbicaranya juga meyakinkan banget.

Setelah ngomong gitu si bapak itu ketawa kenceng banget lagi. Gue yang jadi korban jokes bangsat ini binggung mau ngapain. Akhirnya gue pura-pura ke toilet mau cuci muka, meninggalkan si bapak brengsek yang masih ketawa dengan penuh kebahagiaan.


Setelahnya gue balik lagi, bersamaan dengan itu polisi yang bertugas sudah datang dan meminta kita untuk memasukan berkas persayratan perpanjang sim ke dalam sebuah map berwarna biru.

Waktu itu gue cuman ber-4 dengan pasangan suami istri yang tadi dan ada tambahan satu orang. Satu persatu nama kita dipanggil setelah berkas kita di cek. Gue melihat ke arah bapak-bapak yang tadi ngejokes garing, kok lama banget ngobrol sama petugasnya.

Ternyata dari yang gue denger, bapak ini adalah pemilik SIM luar daerah, jadi kalau mau perpanjang harus minta surat dulu, ntah dari kecamatan yang dia diami selama di Samarinda, atau kecamatan asli tempat dia bikin SIM dulu.

Selain itu bapak ini juga harus punya penjamin, gue nggak ngerti maksudnya gimana. Intinya si polisi minta harus ada yang bertanggung jawab tentang keberadaan sepasang suami istri ini, kalau mereka beneran tinggal di sini.

Nah, masalahnya si bapak dan ibu ini nggak punya keluarga di sini. Jadilah mereka di suruh pulang dulu buat ngurus persyaratan yang belum terlampir.

Gue melihat dia keluar menuju pintu kantor polisi, lengkap dengan wajah lesu dan tampang hulk, pengin gue sapa terus bilang:

MAMPUS.

MAM TO THE PUS.

MAMPUS.

Itu adalah karma dari jokes dia tadi pagi yang bikin gue mati gaya. Rasain tuh. Bolak-balik dah lu ke kantor polisi ngurus ini itu.

HAHAHAHA.

*PS: Postingan ini rencananya dipublish untuk bulan Januari, sayangnya baru sempat sekarang. Sorry ya.*

*Btw, gue ngapain sih minta maaf, kayak ada yang peduli aja.*

11 KOMENTAR

  1. gue berasa jadi bego sendiri.
    Wah kenapa g ngajak2 yang lain bang buat bego
    Kan mayan jadi berjamaah

    ReplyDelete
  2. Ralat, masa berlaku kuliah sampe semester 14 plus 1 tahun. Jadi lo masih banyak waktu deh. Nikmatin itu bro. ahahaha

    Dari samarinda ke malang lo pernah bawa motor? apa pake jasa gitu? :D

    ReplyDelete
  3. itu si bapaknya benran nge joke kayak gitu? nyebelin banget anjir hahaha. btw, gue rasa itu abang-abang parkirnya sengaja bilang engga ada kembalian deh, mungkin dia ke orng lain jugab ilang engga da kembalian hmmm

    ReplyDelete
  4. "...karena ukuran SIM yang sekarang sudah pas, mas. Tidak kekecilan dan tidak kebesaran. Dikhawatirkan kalau SIM diperpanjang nantinya tidak muat di dompet."

    Nantinya SIM dikalungin kayak kalung Saykoji.

    Oke, setelah baca cerita bangkai ini gue jadi percaya karma itu ada. Parahnya, dia bercanda aja dapet karma. LAH GUE YANG SETIAP HARI SUKA BERCANDA GIMANA NASIBNYA INI PAK...

    ReplyDelete
  5. Wanjir! Tadi aku ikutan percaya masa. Terus merasa tertipu begitu saja. Sialaan!!

    Wah! Semester tuha.. Semoga semesternya aja ya? Orangnya enggak
    😂😂😂

    ReplyDelete
  6. gue juga udah seneng pas bagian “sim enggak perlu diperpanjang”


    kesel anjir. haha

    ReplyDelete
  7. Huahahaha rasain kena jokes bapak-bapak hahahaa

    *Ps: aku peduli kok*

    ReplyDelete
  8. Gue kok agak sedih ya kenal lo san... Bentar ya, gue ngapsul dulu

    ReplyDelete
  9. Padahal aku bacanya udah serius banget... 😔
    Agak sedikit berharap aku bisa ikutan proses supaya ga usah perpanjang sim..

    ReplyDelete
  10. aku mau ngakak boleh kan ya.. hahaha

    ReplyDelete
  11. emang bener-bener sakit nih ayam :( hahahaha

    ReplyDelete

Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^

Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni