“San,
makanan khas Samarinda apaan sih?”
“ummm,
apa ya, kayaknya sih amplang”
“yaelah,
amplang mah disini juga banyak. Yang lebih Samarinda dong”
“apaan
yaa, youplang kali. Kan ada AMplang, mungkin ada YOUplang”
“….”
Ada banyak pertanyaan
yang terlontar waktu perkenalan dengan teman-teman baru di Universitas baru.
Pertanyaannya sih standart , biasanya seperti
ini,
Perkenalkan, nama gue
Jendi, tapi biasa di panggil Jen, kalo malam Jeni, kalo ditinggal suami
Janda. Cerita yang akan gue share ke kalian ini terjadi sekitar 12 bulan yang lalu. Gue ini adalah
anak rantau yang memegang erat budaya kampung. Bukan, bukan gue anak kampungan
gue hanya memegang erat budayanya.
Jadi, gue agak anti
sama produck elektronik seperti laptop dan hp. Tapi, karena gue harus merantau
dan meninggalkan kampung halaman. Mau nggak mau gue harus punya barang
elektronik. Jadilah gue membeli hp untuk bisa berkomunikasi dengan orang tua.
Karena alasan merantau
ini, gue dan keluarga pun pelan-pelan
meninggalkan budaya kampung. Kami yang biasa berkomunikasi melalui kentongan,
mau nggak mau harus menggantinya menggunakan hp. Karena nggak mungkin kalo gue
harus memukul kentongan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Jarak kami cukup
jauh, gue di Jogja sementara keluarga di Somalia.
2 tahun yang lalu,
gue peranah menulis postingan tentang kesan pertama gue sebagai Mahasiswa baru
jurusan DKV di sebuah situs online. Waktu itu sepertinya gue orang pertama yang
menulis postingan tipe seperti ini. Postingan itu di share sebanyak 2.700 kali lebih. Hmmmmmm
Kemudian, setelah
melihat perkembangan postingan itu, gue jadi kepingin mempublish versi asli
dari tulisan ini. Karena waktu di share di situs online dulu, tulisan gue kena
editan dan lain-lainnya.
Tulisan ini adalah keresahan
yang gue rasakan sebagai MABA jurusan DKV, nantinya kalau sempat gue akan
membuat lanjutannya. Selamat menikmati.
Biar kalian nggak bingung. Baca cerita sebelumnya dulu disini. oke
Sore hari di tanggal
16 itu, kita rencananya mau meet up lucu gitu. kebetulan dia baru sampai Malang
jam 1 siang. Jadi, gue ngajak dia jalannya agak sorean aja biar dia bisa
istirahat dulu. Lumayan soalnya, jarak Magetan-Malang itu 6 jam kalau pakai
mobil travel.
Tepos, tepos dah itu pantat.
Gue kira dia bakal
nolak pas di ajak jalan, ehh ternyata malah iya-iya aja. Hmmm awal yang bagus
nih, gue percaya diri.
Jam 4 sore gue udah
siap-siap. Nggak tau kenapa gue selalu deg-degan kalo mau jalan pertama kali
sama cewe yang gue angap special. Selalu lama nge mix and match-in bajunya.
Padahal ya baju gue itu-itu aja juga. Bodoh sekali ya.