Kurasa tak perlulah
sebuah surat yang ditulis berlandaskan kekesalan ini harus dimulai dengan salam
yang puitis.
Kita pernah merayakan
kebahagiaan bersama dengan melewati malam bertabur bintang, hinga lupa bagaimana rasanya bangun
pagi dan merasakan teriknya mentari.
Aku menghargai
persahabatan kita dengan tidak merebut apa yang menjadi kebahagiaanmu. Dan kamu
pun harusnya berlaku demikian, tidak merebut apa yang menjadi kebahagaiaanku.
Kesini aja kalo mau baca cerita 1 dan 2 sebelum ini.
Setelah di usir dari
kos-kosan icut. Nadia memegang sebuah peta baru. Peta hasil coret-coretan
tangan Icut. Gue nggak tau peta itu akan
membawa kita kemana. Yang jelas sekarang perjalanan selanjutnya akan ditentukan
oleh peta itu, asik
Untuk membaca cerita
sebelumnya, bisa klik disini.
Ini adalah pagi
pertama gue di Jogja, seperti kebanyakan anak muda pada umumnya, gue
menghabiskan pagi itu dengan …… ngulet di kasur. Memang aktifitas yang sangat
tidak berguna.
Cuaca pagi di Jogja
dan Malang sangatlah berbeda, biasanya kalo dimalang gue nggak pernah tahan
mandi dibawah jam 8 pagi, soalnya airnya dingin kaya sikap gebetan yang nggak
peka-peka #ApaSihSan