Karma
“lo jangan duduk di sebelah gue” Yuka mendorong-dorong bahu gue sambil alisnya dinaik turunkan dengan pandangan yang mengarah ke orang-orang yang sedang sibuk keluar masuk, melewati sepasang pintu kaca model dorong yang cukup besar.
“lahh, kenapa gitu, gue
kan juga bayar monyong, terserah gue ah mau duduk di mana” gue tetap memaksa
duduk disebelahnya, ‘menggaNjal’ pantat gue agar muat duduk di kursi itu.
“San, plis”.
“apaan”.
“LO JANGAN DUDUK DI
SEBELAH GUE, INI KAN MEJA TUNGGAL BANGKE, KALO LO DI SEBLAH GUE, LO OFFSIDE”.
“ahh, nggak papa, dari
pada gue duduk di depan lo, pemandangannya ngga enak” gue tetap memaksa duduk
sambil memepetkan kursi gue ke kursi Yuka.
“pemandangan apaan, sih
emang”.
“lo liat aja sendiri!”.