Jadi Power Rangers
Di kamis sore yang mendung itu, gue
lagi duduk-duduk ganteng di balkon kostan, angin lagi kenceng-kencengnya. Semua
jemuran anak kos terpencar entah kemana. Tapi, gue tidak menghiraukannya. Gue
tetep duduk dan memandang langit senja yang mulai berubah menjadi orange.
Gak lama kemudian gue tersadar, tadi
pagi kan gue cucian, lahh, berarti jemuran yang tepencar kesana kemari
itu…..punya gue dong. Kampret.
Ya, gue kalo udah ngelamun bisa se-ekstrim
itu. Bisa nggak menyadari bahwa disaat gue lagi ngelamun, mungkin aja keadaan
di sekitar gue nggak mengizinkannya. Mau ada gempa kek, kerusuhan kek, palek
tek-tek kek, ehh bentar, nah kalo ada palek tek-tek yang lewat, lamunan gue
baru bisa dengan sendirinya tehenti. Biasa lah, anak kost, kelaparan-tapi-nggak-punya-uang-dan-malas-jalan-itu-adalah-nama-tengah-kami.