MULAILAH TERTAWA SEBELUM KALIAN PUBER

Kunjungan Pagi

Semua cowo pasti pernah punya kenangan tentang cewek yang tidak sengaja bertemu disebuah tempat dan langsung suka. Bodohnya cowok-cowok ini tidak berani berkenalan dan wanita itu pun pergi begitu saja. Hilang begitu saja. Lalu jadian sama teman dekat kita.

YA ENGGAK LAH.

Gue adalah salah satu diantara daftar cowok bodoh itu. Ceritanya begini. Sewaktu hari pertama masuk SD gue adalah anak yang pendiem banget. Gue pendiem bukan tanpa alasan. Pertama, waktu itu hari pertama masuk SD. Kedua, orang tua gue nggak ada yang nemenin pas hari pertama masuk SD. Ketiga, karena gue nggak TK.

Demi tuhan, beban mental yang disandang anak SD yang tidak pernah TK itu berat teman-teman. Kebanyakan anak di SD itu adalah temen-temen mereka di TK. Sedangkan gue. Gue nggak pernah mendapatkan masa keemasan itu. Hasilnya gue jadi cowo kesepian di hari pertama masuk SD.

Karena tingkat percaya diri yang kurang di bangku SD. Waktu kelas satu temen gue sedikit. Untungnya walaupun nggak TK gue punya temen main di rumah yang TK dan kita satu kelas di SD. Namanya Sandi.

Ada cerita menarik tentang  Sandi. Jadi begini, di SD gue dulu itu, kelasnya dibagi dua. Kelas 1A dan 1B. Kelas 1A adalah kelas yang dihuni oleh mereka yang merupakan lulusan TK. Sedangkan kelas 1B adalah kelas anak-anak yang gagal mendapatkan ijazah TK.
Dan kelas 1B itu kelas gue.

Sewaktu pembagian kelas ini, gue melihat ada ribut-ribut di ruang guru, karena nggak tahu mau nanya siapa tentang keributan yang terjadi. Akhirnya gue memilih untuk mendatangi Sandi dan kita main tepok kartu berdua. Melupakan hiruk-pikuk tidak penting yang terjadi di ruang guru.

Nggak lama kemudian, datanglah ibunya Sandi dengan tampang menakutkan, memakai kacamata dan baju gamis panjang sampai nyeret ke tanah. Ibu Sandi dan beberapa ibu-ibu yang lain ternyata mengadakan protes kepada pihak sekolah.

Mereka nggak terima anaknya yang udah capek-capek disekolahin TK, eh malah masuk kelas 1B. Inilah lucunya dunia SD zaman gue atau sampai sekarang masih terjadi. Anaknya yang mau menjalani proses belajar mengajar aja selaw, eh ini malah ibunya yang heboh dan sibuk sendiri.

Setelah kejadian protes wali siswa kepada kepala sekolah itu, sekolah kembali tenang, dan tidak terjadi juga perombakan kelas. Sandi dan gue tetap menghuni kelas 1B. Bersama anak-anak yang tidak pernah TK lainnya. Hidup anak SD yang tidak pernah TK!!! HIDUP.

Sebenarnya gue memahami perasaan ibunya Sandi, jika melihat dari segi lingkungan pertemanan. Anak kelas 1B ini emang dihuni sama anak-anak yang nakal dan brutal. Terbukti baru masuk kelas aja udah ada 3 siswa lama yang tinggal kelas karena nakal dan jarang masuk kelas. Sampai sekarang gue masih hapal nama ketiga berandalan itu. Ada Asdar, Dhani dan Samsul.

Mungkin ini yang dikhawatirkan ibunya Sandi. Bagaimana dengan orang tua gue ?

ORANG TUA GUE MAH SELOW. *MINUM ANGGUR*

Selama SD gue nggak pernah punya teman dari anak kelas 1A, berbeda dengan Sandi, hampir seluruh anak kelas 1A adalah teman-temannya juga di bangku TK. Kadang gue bersyukur bisa berteman dengan Sandi. Karena dia, gue jadi tahu bagaimana gaya hidup anak SD yang pernah makan bangku TK. Gaya hidup anak kelas 1A itu emang beda banget. Mereka nggak pernah keliaran di kantin sekolah waktu jam istirahat. Karena mereka emang udah dibuatin bekal masing-masing sama orang tuanya.

Sementara anak kelas 1B. Hmmm anak kelas 1B nggak pernah keliaran di kantin sekolah juga waktu jam istirahat. Kita keliarannya ya di kelas anak 1A, menjarah bekal yang mereka bawa.

Karena sering main ke kelas 1A gue jadi sering melihat-lihat bagaimana paras para penghuni kelas ini, terutama yang cewe. Nah, disuatu pagi pada pertengahan tahun 2002, gue merasakan sesuatu yang beda saat menemani Sandi masuk ke kelas 1A. Pagi itu, gue berjalan bersama Sandi. Seperti biasa, Sandi jalan di depan, gue ngikutin dari belakang, Sandi melempar remahan roti ke belakang, gue dengan beringas mengais roti  yang sudah terlebih dulu jatuh di tanah.

Kita masuk ke kelas 1A, gue hanya berdiri di depan pintu sementara Sandi masuk dengan gaya tengil khas anak SD. Celana disobekin, baju dikeluarin, kemaluan dipamerin. Kira-kira beginilah tampang Sandi saat itu.

Penampilan Sandi setiapmelakukan kunjungan pagi.

Dari tempat gue berdiri, ada seseorang cewe yang baru saja melewati punggung gue, cewe itu berjalan dengan anggun menuju mejanya. Meja nomor dua baris ke tiga.

Dia menaruh tas kemudian membetulkan rambutnya yang masih sedikit basah akibat keramas pakai shampo Sunslik. Serius, gue bisa tahu itu sampo sunslik, soalnya pas lewat aromanya menusuk sekali. Sampo apalagi pada zaman itu yang punya wangi menusuk selain sunslik? Nggak mungkin kan shampoa, soalanya shampoa itu alat menghitung orang cina. SEMPOA WOY.

Gue memandangi dia dari kejauhan, kulitnya sawo matang, matanya besar, punya tahi lalat kecil di pipi kiri. Dan senyumnya. Senyumnya itu cantik sekali. Gue masih berdiri di depan pintu, mata gue masih memandang lurus ke arahnya. Pikiran gue mulai mengarang bebas. Gue kenalan sama dia, kita makan siang berdua di meja kelasnya. Dia yang bawa bekal gue yang bawa sendok. Dia yang bawa air minum gue yang bawa gelas kosong. Ahhh romantis sekali.

Lamunan gue yang indah itu tiba-tiba dirusak dengan kedatangan guru kelas mereka. Mau tidak mau gue dan Sandi pun pergi meninggalkan kelas 1A dan kembali menuju habitat kami di kelas 1B, kelas yang penuh dengan keringat dan aroma matahari menyengat.

Setelah kejadian itu bayang-bayang soal cewe itu selalu mengawan di otak gue. Sampai sekarang, sampai gue mengetik ini gue masih ingat gimana senyumnya yang tulus itu terbuka dan menyapa dunia. Seakan-akan senyum itu memanggil gue untuk melihat ke arah sana. Ada magnet dimata ini yang memaksa gue harus melihat senyum itu.

Setiap pagi gue jadi semakin semangat menemani Sandi pergi ke kelas 1A. Seperti biasa, Sandi masuk ke dalam kelas sendangkan gue berdiri di depan pintu. Terpaku, menunggu cewe dengan aroma rambut shampo sunslik itu masuk kelas dan menempati bangkunya.

Kejadian ini terjadi berkali-kali hingga akhirnya dipertengahan kelas 2 SD gue harus pindah sekolah dan meninggalkan teman-teman di kelas 1B, meninggalkan aroma kelas yang sudah sangat akrab dengan hidung, meninggalkan Sandi yang merupakan teman main di rumah sekaligus teman di kelas. Lalu yang paling berat adalah meninggalkan ritual kunjungan pagi ke kelas 1A.

Gue harus pindah sekolah sekaligus pindah rumah karena waktu itu tempat kerja bapak dipindah.  Mau nggak mau demi kemaslahatan keluarga gue harus pindah ke SD yang jaraknya lebih dekat dengan rumah baru.

Sampai lebih dari 15 tahun kejadian itu telah berlalu, gue nggak pernah tahu siapa nama cewe dengan senyum manis dan pemilik tahi lalat dipipi itu siapa. Gue nggak pernah juga nanya ke Sandi.

Setelah selesai mengetik cerita ini gue jadi sadar tentang sesuatu:

KENAPA DULU GUE BEGO BANGET YA ALLAH :(

Harusnya gue berani tanya namanya. Berani kenalan sendiri dan berani menjarah bekal makanan yang dia bawa. Tapi, yaudahlahya semuanya juga udah berlalu. Gue punya cukup banyak kisah tentang perempuan-perempuan yang hilang begitu saja tanpa gue tahu namanya siapa. Kapan-kapan gue ceritakan yang lain lagi deh.

Kalo kalian sendiri gimana? Kalian punya cerita yang sama kaya gue nggak? Kalo punya boleh share dicomment box.

Ps: Terinspirasi dari bab 'perempuan tanpa nama'
dalam Buku Koala Kumal, Raditya Dika.

20 KOMENTAR

  1. Waaahh ntaps nih. Masih inget secara detail cerita 30 tahun silam. Salut euy!

    Btw, aku pas kelas 1 esde, boro-boro naksir lawan jenis yang senyumnya manis, gue sebagai anak cupu lebih sering ngemut permen kaki sambil nyandar di tiang tembok bang. Kelas 1 esde belom naksir siapa-siapa.

    Ditunggu cerita cewe cewe lainnya ya bang

    ReplyDelete
  2. pas pertama liat post'an ini "wkakaka gambar yg dipakai di blogpostnya sama kaya punya gue" --- ngga jadi komen ah

    sama bang, jaman masuk sd juga ngga dianter sama orang tua. tau-tau udah duduk dibangku kelas aja gitu. diem. clingak-clinguk. dalem ati "hidup gue kok gini banget ya, temen-temen pada dianter ibuknya. lah sini berangkat sendirian" haha

    ReplyDelete
  3. KENAPA DULU GUE BEGO BANGET YA ALLAH :(
    Y wajarlah, sekolah bukannya belajar malah berdiri di depan pintu kelas 1A
    Coba kalo kamu belajar, nak
    Belum tentu

    ReplyDelete
  4. Jadi lo gak TK? Harusnya lo gabisa masuk SD :((

    ReplyDelete
  5. Gue malah gak lulus TK. Belom tamat udah disuruh masuk SD. Sedih kagak punya temen juga. Hahah. Itu si Sandi mirip Yoga anjir. :)))

    ReplyDelete
  6. Gue juga kayak Adi, baru seminggu TK udah disuruh sama gurunya SD aja. Gara-gara udah bisa calistung (baca, tulis, hitung). Gak tau deh gimana keseruan masa TK itu. :))

    Hm, SD gue belum ngerti cinta-cintaan, San. Jadi belum balig kayak lu gitu. SMP kelas 1 aja gue dikasih unjuk film bokep sama temen, gak ngerti. Malah geli. Polos banget, ya. Kelas 2 baru paham. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoga sudah diracuni sedjak saat itu. Hahahh

      Delete
  7. Jadi SD kelas 1 udah kenal yang namanya cinta pada pandangan pertama ? pantesan anak sd sekarang dah bisa "romantis"

    aku sd lebih sering main petak umpet, rebutan beli bakso, ribut gara-gara ejekan nama orang tua, dan bolos sekolah buat main ps. :(

    ReplyDelete
  8. Jadi SD kelas 1 udah kenal yang namanya cinta pada pandangan pertama ? pantesan anak sd sekarang dah bisa "romantis"

    aku sd lebih sering main petak umpet, rebutan beli bakso, ribut gara-gara ejekan nama orang tua, dan bolos sekolah buat main ps. :(

    ReplyDelete
  9. Kalimat paling baj*ngan itu ketika lo membayangkan si cewe membawa bekal lo bawa sendok, dia bawa air botol dan lo bawa gelas. Itu bukan romantis. Itu namanya LAPERR OI!!! gw jadi ngebayangin, disaat dia duduk dimeja membuka bekalnya perlahan dan dia ngelemparin isi bekalnya didepan lo yang lagi jongkok dengan lidah terjulur. Dalam hati cewek itu berkata "Kasihan sekali anak ini".

    ReplyDelete
  10. Namanya sandi, tapi tulisan di baju seragamnya yoga, tolong jelaskan Hahaha

    Gilaaa sih kelas 1 SD udah mengenal cinta XD
    kalau aku sih masih main petak umpet, masak-masakan, sepedahan bareng temen atau ngambil buah kersen dari pohon orang haahaa
    Btw, aku juga ga TK dulu kok *tos

    ReplyDelete
  11. Wakakakak. Cerita yang manis ala anak SD didukung dengan visual yang kocak. Bisa nih fotonya dipindah ke IG dengan caption ala blogger gosip lambe blogger hehehe cnd apalah itu.

    ReplyDelete
  12. matanya jeli ya, memandang dari kejauhan bisa liat tahi lalat , hem mungkin tuh cewe tahi lalatnya gede na.. mungkin saja #BerpikirPositif

    ReplyDelete
  13. "..Gue punya cukup banyak kisah tentang perempuan-perempuan yang hilang begitu saja"

    itu sebaris kalimat yang menggugah kekaguman, tapi juga mendatangkan keibaan. itu nakanak kelas 1B emang the best. mereka cerdas, makan tapi hemat bisa mereka kerjakans ejak dini.

    ReplyDelete
  14. Kemaren2 guw cuma lihat sepotong foto anak tengil itu.. eh pas lihat versi full sambil buka puasa langsung keluar semua daei mulut gue itu takjil. *Ngakak anjis.

    Btw, ternyata bukan cuma gue yg pernah naksir cewe tapi gak tau namanya, terus tiba2 ngilang gitu aja. Wqwqwq

    ReplyDelete
  15. Dulu masuk kelas 1B? Wah, gue dulu orangnya pilih-pilih buat main sama anak-anak B. Ck, bukannya apa, karena emang gak ada yang mau main sama gue. :(

    Gue naksir-gak-kenal-nama baru ngerasain SMA, sih. Tapi sering. Dan rutin. :')

    ReplyDelete
  16. dia rupanya punya mata bionik women ya, maksudnya nggak boleh liat ada women jidat licin, tai lalat segede upil bisa kliatan dari jarak jauh

    ReplyDelete
  17. gua kelas 1 sd gak inget apa-apa. cuman inget pernah ngutang buku musik yang isinya peterpan sama kangen band, dan lupa bayar :>

    ReplyDelete

Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^

Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni