MULAILAH TERTAWA SEBELUM KALIAN PUBER

Aku Kamu dan Jogjakarta Part 3 (End)

Kesini aja kalo mau baca cerita 1 dan 2 sebelum ini.

Setelah di usir dari kos-kosan icut. Nadia memegang sebuah peta baru. Peta hasil coret-coretan tangan  Icut. Gue nggak tau peta itu akan membawa kita kemana. Yang jelas sekarang perjalanan selanjutnya akan ditentukan oleh peta itu, asik
Kemana Kita ???
Sedikit info aja, jarak antara penginapan dan kos-kosan icut itu jauh banget, dia kuliahnya di UII, jadi untuk kesana kita harus melewati jalan yang menanjak sampai 11 km lebih. Orang Jogja asli pasti taulah daerah ini. Pokoknya jalannya nanjak mulu. Percis kaya jalan dari kota Malang mau ke kota Batu. *krik*

Karena sekarang jalan pulang, otomatis kita akan melalui jalan turunan sepanjang 11 km. Buat gue ini surga dunia sekali. Boncengan pake motor + dibelakang ada cewe, + jalanan turunan = enak.

Ini adalah moment yang pas untuk gue menggunakan jurus  RRD

rem-rem dikit”

Cowo-cowo pasti paham lah ya, tekniknya sederhana. Ajak pacar kalian melewati jalanan yang menurun, kemudian pura-pura aja nge-rem mendadak ,terus kalo dia tanya,

“kok ngeremnya dadakan mulu sih?”

Jawab aja, “itu tadi ada semut mau nyebrang jalan, jadi aku ng-rem mendadak deh, sorry yak”

PROBLEM SOLVED!!!

Oke, berkhayal emang tidak diharamkan MUI, tapi kadang khayalan yang udah tersusun dengan apik itu bisa aja dihancurkan dengan sebuah kejadian atau fenomena yang nggak terduga.

Kaya gue sekarang, niatnya pengen pake teknik RRD, nggak taunya baru jalan bentar tiba-tiba hujan turun. Gue cuman bisa diem, minggirin motor, kemudian menatap kelangit yang hujan sambil teriak dalam hati.

“DIMANA LETAK KEADILAN MU TUHAN, DIMANA!!!!”

Cukup lama kita berteduh, sambil berteduh kita juga ngomongin hal-hal nggak penting, seperti membahas laju kecepatan air yang turun dari langit, atau berapa besar momentum yang terjadi akibat tabrakan air dengan permukaan tanah, yah begitulah, sangat romantis sekali bukan.

Karena bosan nunggu ujan reda, akhirnya Nadia bête, dia nyuruh mending pake jas ujan aja, dari pada harus buang-buang waktu disini.

Gue sebagai lelaki sejati dengan lantang berkata TIDAK. Buat anak yang lahir dan besar di Samarinda, menggunakan jas hujan itu adalah pantangan. Kita lebih baik basah diterjang hujan atau kecipratan mobil dijalan, dari pada harus mengenakan jas hujan. Ini prinsip Hidup Di Samarinda, gue gak bakal langar. #SamarindaGarisKeras #ForzaSamarinda #Lohhh
Kemudian Nadia berkata :

“yaelah, disini kan gak ada anak Samarinda juga, udah lah, ayok pake jas hujan”

Kemdian gue menepok jidat sambil berkata,

“oh iya, Ini Jogja, yaudah ayo”

Sebegitu mudahnya gue dipengaruhi #IchsanCowoLemah

Karena ujan dan keribetan make jas ujan, gue jadi susah dengarin Nadia ngomong apa dibelakang, berkali-kali gue teriak

“APAAA?”

“YANG MANA?”

“APA SIH??”

“WAHH ADA CEWE CANTIK” kemudia pala gue digeprek pake tiang listrik.

Kita memutuskan untuk mampir kesebuah café, kalau nggak salah namanya adalah Kali Milk. Lebih dari 3 jam kita membuang waktu disana, dan di moment inilah waktu ngobrol kita paling banyak, pokoknya isi obrolannya full flashback jaman SMA, iyak, sinetron banget emang, gue juga bingung mau ngobrolin apa. Jadi yang banyak ngomongnya Nadia, gue cuman jawab seadanya

“HEEEEM”

“OHHH”

“IYA IYAAA”

“LOHH, MASA?”

……

Hayo nunggu punch nya ya hahahahah.

Intinya kita terjebak di café itu sampai hari mulai gelap, gue nggak dapet apa-apa, udah gagal main RRD, hujan pake acara datang, biawakk banget dah pokoknya.

Malamnya, setelah mandi, setelah jadi ganteng, kita mau jalan-jalan ke Mirota, kalo gak tau tempat apa itu, googeling aja, katanya Mirota ada banyak di Jogja, kalo yang gue datengin ini nggak tau mirota yang mana, intinya dekat Malioboro.

Ada sebuah info yang pengin gue sampaikan, tapi mungkin gak bisa lewat blog ini, jadi maafkan ya.

Disana tempatnya rame banget, manusia pada berjubel, yang dijual juga banyak, mulai dari makanan, pakaian, Baju batik, baju kerajaan, sampai baju perang, semua ada, pokoknya lengkap.

Kebetulan gue nggak berduaan aja kesini, ibu sama adiknya Nadia juga ada. Yang gue agak bingung, kita nggak ngapa-ngapain di lantai 1 sampai 3. Kita langsung ke lantai 4. Pas gue tanya kok langsung ke lantai 4 sih, kemudian Nadia menjawab

“mau nonton kabaret bencong lah”

Gue diem, badan gue kaku, pikiran kosong, ntah harus gue tangapi apa jawaban yang sangat tidak terduga itu.

Gue cuman menangapinya dengan ketawa, hahaha, yekali ada bencong, seriusan loh, ngapain.

“loh, seriusan liat kabaret bencong”

Mampus, gue pengen loncat dari lantai 4 ini rasanya. Sepertinya malam ini gue berada ditempat yang salah, dalam hati gue cuman bilang,

“tuhan, ampunkan indra pengelihatan hamba setelah acara ini tuhan, tolong ampunkan”

Sampai dilantai 4, kita langsung beli tiket dan  booking tempat duduk, tempatnya agak menyeramkan sih, semacam ini adalah 2 lantai yang dijadikan satu. Sementara panggung pertunjukannya ada di lantai paling atas.

Jadi bisa kalian bayangkan betapa pegelnya leher penonton yang ada di bawah, karena harus nengok keatas mulu. Untungnya tempat duduk kita langsung berhadapan dengan panggung, jadi ini cukup menguntungkan dari segi pandangan, asik.

Dibelakang gue ada sepasang cowo-cewe yang nanya ke pelayan disana seperti ini,

“mba, ini mulainya jam berapa ya?”
“jam 8 mba”

Gue reflex ngeliat jam di HP, LAHHH INI BARU JAM 6, 2 JAM DISINI MAU NGAPAIN, MAU MAKE UP IN BENCONGNYA.

Gue menyampaikan kepanikan ini sama Nadia, dan dia dengan santainya bilang, ini udah stengah 8 nah, jam hpmu kan rusak, nggak pernah bener kayak ….. mu

Oke, kata-kata Nadia manis sekali, satu kata yang terakhir sengaja disensor biar gak meracuni anak-anak kecil yang juga membaca blog ini ^^

Acara dimulai, semua bencong mulai keluar, gila, ini acaranya total banget loh, lightingnya dimana-mana, ada asap-asapnya, précis kaya acara-acara Gebyar BRI britama di tv. Pokoknya wah lah.
Ini semacam tarian penyambutan, tari daerah gitu lah.



Tuh kan bener ada asap-asapnya, kek di Tipi-tipi


Gue memperhatikan satu persatu bencong yang ada di panggung, sambil tangan gue nyengol biji mata Nadia, nggak lah, gue sengol pelan tanganya sambil nanya,

“itu yang di atas panggung bencong semua?”

“ia, semuanya bencong, kenapa?”
“ngggg, gpp”

Itu yang keluar dimulut, dalam hati sih gue bilangnya

“kok bencongnya ada yang kayak aAnggun C Sasmi gitu”

Pas gue perhatiin lagi, ada satu bencong yang menarik perhatian, mukanya mirip sama teman SMA gue, si Nevi, yang bikin mirip adalah dagu mereka sama-sama panjang, pas gue bilang gitu ke Nadia, dia juga bilang mirip, wahh kita merasakan hal yang sama, jangan-jangan jodoh #eaaaq.

Btw dagunya bang ical panjang juga kan ya, jangan-jangan #OkeSkip

SATPOL PP MANA SATPOL PP

Dicium bencong.....di jidat, kalo gue bakal amputasi jidat dah

Ada banyak pertunjukan yang dilakukan waktu kabaret malam itu, gue mengira konsep acaranya semacam teater bisu atau semua bencong di kumpulkan diatas panggung terus ditembaki pake busur beracun. Ternyata dugaan gue salah.

Kabaret disini semacam teater musical, walaupun kebanyakan nyanyi, cuman disetiap lagu yang mereka nyanyikan, mereka mencoba total menyampaikan pesan dari lagu tersebut, ada yang sampai manjat-manjat dinding pembatas, padahal tema lagunya kesedihan, bukan perjuangan, gue kadang heran.

Lama-kelamaan nontonin bencong gue jadi keasyikan sendiri, ketawa-ketawa ngakak nggak jelas, waktu bencongnya datang ke meja penonton terus pamer-pamer paha. Seandainya bencong itu datang ke meja gue, gue bakal langsung semprot pahanya pake air raksa hahahah.
Gak kuat abang neng, ampun

Entahlah, gue harus bilang apa

Selesai pertunjukan, dipintu keluar ada banyak orang yang minta foto. Sudah jelas diantara banyak yang minta foto itu, tidak mungkin gue salah satunya. Adiknya Nadia kebelet pengin foto, jadi gue menunggu di sebuah bangku panjang, bersama para laki-laki lain yang sedang menunggu orang yang mereka bawa lagi foto sama bencong.

Ini adiknya Nadia, duh gue lupa namanya, biasanya manggil Ayol doang.


Setelah selesai foto, tiba-tiba mulut manisnya Nadia bikin suasana yang ricuh, makin ricuh. Dia narik-narik gue terus bilang kebencongnya

“mba, ini loh ada yang mau foto, besok dia ulang tahun”

Gue pengen mati ajaa rasanya, sungguh diluar dugaan, foto bareng bencong tidak pernah ada dalam list kegiatan gue selama di Jogja. Tapi Nadia merusak semuanya. Sepanjang jalan pulang dari Mirota ke penginapan, gue pasang tampang kesel, sementara dia ketawa-ketawa nggak jelas. Gue mengutuk kejadian itu, mengangap tak ada kejadian apa-apa setelah selesai nonton kabaret, pokoknya nggak ada.

Tiap dia nunjukin foto gue sama bencong gue pengen nangis.

NGGAK USAH NANYA
“MANA FOTO SAMA BENCONGNYA, UPLOAD DONG. SAMPAI LEBARAN BIAWAK JUGA GAK BAKAL GUE UPLOAD”

Sebelum balik kepenginapan, gue ngajak Nadia buat mampir ke toko oleh-oleh dulu, untung di dekat penginapan banyak toko oleh-oleh, jadi kita cuman jalan kaki buat bisa sampai kesana, romantis ya, ehem.

Gue kasih foto dulu kali ya biar gak pada bosen.

Alasan lepas Jilbab 1. duh rambutku basah nih

Alasan lepas Jilbab 2. tokonya kan dekat aja, lepas jilbab bentar gpp kan ya.


Ini malam terakhir gue dan dia di Jogja, besok pagi Nadia udah balik ke Samarinda, terus malamnya gue balik ke Malang, jadi malam terakhir ini harus dimanfaatkan dengan baik, hmmmm. Udah dulu kali ya. Di penginapan inlah cerita gue di Jogja dimulai dan diakhiri, banyak juga kenangannya. Udah dulu ya, mau ngerjain Nirmana nih, bhay ^^


Nih Peta Jogja, Kemarin ada yang minta kan

27 KOMENTAR

  1. rem-rem dikit lah wkwk.. ya pokonya dikit dikit ngeremlah wkwk... gue baca ini kok envy gitu ya.. kayanya kalian bedua sweet gitu.. -_- seneng campur sedih bacanya ini gue pftt...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah begitulahhhh, pura-pura gak paham luu.

      sedih kalau bacanya dalam keadaan sendiri dim wkwkwk

      Delete
  2. Hahah.. Didoain biar jodoh deeeh.. Aamiiiin :D

    ReplyDelete
  3. liat foto awal, gue pikir bakal ngelihat foto bencong ala thailand yang kinyis-kinyis,, eh ternyata ehem, *tutupmata
    ko bisa sih adeknya nadia pengen difoto ama,, ehem??????!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. "kinyis-kinyis" itu apaaan?

      karena adiknya luar biasaaaa

      Delete
  4. Gile acara apaan tuh banci semua
    mungkin w kalau jadi cwo u di sana
    udh lari kali lihat kayak gtuaan
    hahaha
    itu foto pertama kok bikin peta pake tisu hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. namanya Cabaret.
      lari....lari kepelukan bencongnya wkwkwkwk.

      itu dari hvs bro, bukan tisu -__-

      Delete
  5. Kenapa ngenes gitu, yam. Lu pake teknik RRD-nya kurang rapih. "Lho... gue kok. :D"

    Tapi gini, yang gue perhatikan adalah mengapa lu harus jalan ke tempat yang semua isinya bencong. Yam, udah gak ada tempat lain yang bagus, ya.

    Ada yang gelantungan, harus-nya berjenggot dan diganti dengan rambut panjang. "Itu miris banget, yam."

    Kalo RRD berhasil mending. Malah gagal, terus nontonin bencong. "Gue jadi penasaran, gimana muka lu, sama bencong." :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan kurang rapih. Semesta lagi nggak mendukung gue aja itu.

      KALO TAU GUE JUGA GAK KESANA KAMPRETTTT.

      Delete
  6. hahaha RRDnya gagal,yang ada malah foto bareng bencong,,hehe

    ReplyDelete
  7. Teknik Rem Rem Dikit -_-
    Btw, emang kenapa kalo pake jas hujan di samarindu eh samarinda ? #BeneranNggakTau

    Nonton bencong, demi apa, kalian nonton bencong ? Kalo aku nggak mau, trauma sama yang namanya bencong. Tapi kalian so sweet :D

    Upload foto sama bencongnya dong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. susah untuk gue menjelaskan alasan jas hujan di Samarinda, hanya anak yang lahir disana yang bisa mengerti.

      tak akan di upload, tak akan

      Delete
  8. Buset. Ini lo mau kekos-kosan apa mau mendaki gunung sih. Nanjak sampe 11 km gitu. Hahaha.

    Tapi gue mengakui momen lo sama dia itu unik banget yam. Lebih tepatnya dia yang unik sih. Biasanya kalo mau menciptakan momen so sweet itu kan nonton, makan, atau apa kek. Lhaaa, ini malah nonton kabaret bencong. Gue tahu maksudnya si Nadia. Dia mau ngetes kejantanan lo yam. :))

    Dan menurut gue kejantanan lo belum utuh banget sebelum upload tuh poto sama bencong. 'Tunjukkan keberanianmu?! Ini kan gaya kamu?!

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang begitu lah medan jalan menuju kos-kosan dan kampusnya,

      jalan-jalan gue anti mainstream emang hahahahahah.

      Delete
  9. Niat amat ya ampe bikin peta pake tisu /?. Padahal di jogja mah enak, beli mochi dapet peta, beli batik dapet peta, beli cabe-cabean dapet dosa /ehh

    Terjebak kok di cafe, gak asik ah. Harusnya kaya di tv-tv, nyasar ke hutan terus terjebak di sebuah gubuk, dan selanjutnya matikan lampu hhe #sesat

    Itu banci-bancinya serem ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu bukan peta dari tisu woyyyyyy.

      ya emang gampang sih di jogja dapet peta, tapi peta yang digambar langsung kanm sensainya beda, asik.

      Delete
  10. RRDnya gagal ya yam hahahahaa

    Demi apa coba bencong ditontonin -,-

    ReplyDelete
  11. Hahaha, penuh perjuangan banged juga ini. :D

    www.penginapanonline.com

    ReplyDelete
  12. dah lama di Jogja tapi belum pernah nonton pertunjukan bencong kaya ginian, ada juga pernah digodain bencong di pengkolah hehehe... tapi kamu bener2 beruntung bisa menikmati pertunjukan bencong-bencong itu huhahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahh kalau digodain di pengkolan mah udah mainstream, bencong yang di pengkolan itu bencong kekar. serem wkwkwkw. beda ama yang ada di kabaret.

      Delete
  13. aku pikir yang lo ajak beda orang ternyata karena dia nggak pake jilbab..iya aku juga pernah ke kalimilk..susunya maknyoss pisan..ihh asik ya anak samarinda bisa sampai di jogja..cool man. gue kapan bisa piknik sampai di samarinda duooong..kapaannn..

    mana lo nggak foto sama mbak mbak yang semok abis itu? sayang sekalayyy...coba lo foto sama dia, beuhhh..serem.

    ReplyDelete
  14. Ehhhh....mana poto gebetanya yg abis maen kabaret....wkkkkk

    ReplyDelete

Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^

Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni